SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta <p><strong>FOKUS PENELITIAN : </strong>Teologi Perjanjian Baru, Teologia Perjanjian Lama, Teologi Sistematika, Pastoral Konseling, Sejarah Gereja, Kepemimpinan Kristen, Misiologi dan Pendidikan Agama Kristen.</p> Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer Tanjung Enim en-US SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual 2685-2144 <p><a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License" /></a><a href="https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/management/settings/&lt;a%20rel=&quot;license&quot; href=&quot;http:/creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/&quot;&gt;&lt;img alt=&quot;Creative Commons License&quot; style=&quot;border-width:0&quot; src=&quot;https:/i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png&quot; /&gt;&lt;/a&gt;&lt;br /&gt;This work is licensed under a &lt;a rel=&quot;license&quot; href=&quot;http:/creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/&quot;&gt;Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License&lt;/a&gt;."><br /><strong>SCRIPTURA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual</strong> is licensed under a </a><a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License</a><a href="https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/management/settings/&lt;a%20rel=&quot;license&quot; href=&quot;http:/creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/&quot;&gt;&lt;img alt=&quot;Creative Commons License&quot; style=&quot;border-width:0&quot; src=&quot;https:/i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png&quot; /&gt;&lt;/a&gt;&lt;br /&gt;This work is licensed under a &lt;a rel=&quot;license&quot; href=&quot;http:/creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/&quot;&gt;Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License&lt;/a&gt;.">.</a></p> Strategi Efektif Gereja dalam Pemanfaatan Teknologi Modern untuk Mewartakan Injil di Masyarakat 4.0 https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/article/view/238 <p>Perkembangan teknologi digital di era masyarakat 4.0 menuntut gereja untuk merancang ulang strategi penginjilan agar tetap relevan dan efektif menjangkau jiwa. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi kontekstual bagi gereja memanfaatkan teknologi mutakhir dalam misi penginjilan. Metode penelitian adalah kualitatif dengan analisis literatur teologis. Hasilnya menunjukkan perlunya integrasi konten dan pendekatan digital inovatif dengan berpegang prinsip teologis, agar penginjilan otentik dapat terus dilakukan secara efektif di tengah dinamika masyarakat digital. Penelitian ini penting untuk memastikan mandat penginjilan tetap relevan dan berdampak di era kontemporer.</p> Catherine Christianny Kurnia Samuel Herman Jantje Haans Copyright (c) 2023 SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ 2023-12-31 2023-12-31 16 2 125 142 10.47154/sjtpk.v16i2.238 Analisis Teks “Malaikat Tuhan” dalam Hakim-Hakim 6:21-22: Sebagai Antitesis Terhadap Yesus https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/article/view/231 <p>Gagasan tentang Yesus dan Malaikat Tuhan adalah dua entitas yang berbeda. Meskipun keduanya sering dianggap sebagai entitas rohaniah, pertanyaan dan diskusi yang sering muncul dari keduanya adalah tentang keberadaan mereka dalam kerangka keilahian. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis arti teks sebenarnya tentang “Malaikat Tuhan” yang terdapat dalam kitab Hakim-hakim 6:21-22 sebagai antitesis terhadap Yesus. Latar belakang penelitian ini karena banyaknya peneliti yang memberikan pemahaman secara “alegoris” mengenai arti frasa “Malaikat Tuhan.” Banyak ahli menafsirkan “Malaikat Tuhan” sebagai rujukan kepada kepribadian Yesus. Sehingga peneliti mengkaji secara komprehensif makna frasa “Malaikat Tuhan” dengan menggunakan metode kualitatif interpretatif&nbsp; lewat proses eksegesis untuk memahami teks dimaksud. Artikel ini menemukan bahwa frasa “Malaikat Tuhan” dapat nampak dalam wujud kemuliaan maupun dalam wujud manusia normal; arti Malaikat Tuhan adalah “pembawa pesan dari Tuhan” dan tidak dapat diartikan sebagai Yesus; makna Malaikat Tuhan tidak dapat dipaksakan sebagai Yesus karena akan menyalahi makna konteks perjanjian lama dan posisi Yesus yang lebih tinggi dari pada Malaikat; secara posisi, Malaikat adalah roh yang diutus untuk melayani orang-orang percaya yang memperoleh keselamatan. Hasil kajian ini telah membuktikan sebuah antitetis penafsiran Malaikat Tuhan sebagai Yesus (Kristofani).</p> Andris Kiamani Aska Pattinaja Copyright (c) 2023 SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ 2023-12-31 2023-12-31 16 2 143 161 10.47154/sjtpk.v16i2.231 Basis Teologis Partnership dalam Misi Kristen: Menilik Problem Partnership dalam Misi Kristen Masa Kini serta Evaluasinya https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/article/view/217 <p><em>The purpose of this study is to re-emphasize the importance of partnership from a Christian theological perspective, that partnership initiated by the Triune God and the church or believer must be based on that basis. Partnerships are now increasingly narrowed in their realization so that a re-evaluation is needed with theological and Biblical foundations. This research uses descriptive qualitative research methods with reference to literary sources that are relevant to the subject of this research. The findings in this study to answer the problem of partnership in Christian mission are that partnership must be global and universal, must plunge into the boundaries of the organization that governs it, and be based on the ultimate relationship of the Triune God.</em></p> Dinar Br Karo Romelus Blegur Copyright (c) 2024 SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 16 2 190 202 10.47154/sjtpk.v16i2.217 Strategi Pelayanan Pastoral bagi Remaja di Era Digital https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/article/view/239 <p><em>Teenage years is the moment of humans in which they experience many changes in life, both physically and emotionally. A lot of things they believed as children will change in teenage years. It is also seen as a critical and defining period in life since what they experience during this time will have a great impact in their future. In the time of digital era, teenagers need to be equipped with a strong and true foundation of faith so that they can live according to the God's Words. However, the challenges are that the pastoral care for teenagers cannot be done using outdated methods. The characteristics of teenagers in digital era who wants everything to be fast, convenient, and accessible from anywhere, and the tendency of being attached to gadget must be taken into consideration in developing its strategy so that the Words of God can be effectively received by them. This paper aims to explore the unique characteristics of teenagers in the digital era, challenges which arise, and the most effective and efficient pastoral care strategies. The research is done using literature study method. The data is collected from various books, articles and journals. It is found that technology is now a part of everyone’s life, especially teenagers. Thus, pastoral care should&nbsp; integrate the use of technology. The method of the sermon should be changed, from one-way sermon to discussions, question-answer sessions, etc. The theme of the sermon should also be designed to the things that meet teenagers’ life.</em></p> Samuel Kristian Copyright (c) 2024 SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 16 2 203 211 10.47154/sjtpk.v16i2.239 Mengungkap Fakta Yesus Menjadi Imam Menurut Peraturan Melkisedek https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/article/view/232 <p>Di dalam Ibrani 7:11-17 menjelaskan bahwa Yesus menjadi Imam Besar menurut cara atau peraturan Melksidek. Masalah yang dihadapi adalah adanya kesulitan di dalam memahami frasa “menurut peraturan Melkisedek.” Mengapa keimaman Yesus itu “menurut peraturan Melkisedek,” apakah hal tersebut menunjukkan bahwa Melkisedek menjadi patron atau fondasi bagi Yesus Kristus dalam mendapatkan status atau jabatan Imam? Sehingga, munculnya pemikiran bahwa Melkisidek lebih tinggi dari Yesus, dan juga munculnya pemikiran bahwa Melkisedek adalah Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama (<em>Crhistopany</em>). Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan fakta dan makna yang sebenarnya dari frasa “Imam Besar menurut peraturan Melkisedek,” dan siapakah sebenarnya Melkisedek, serta untuk mengetahui tujuan dari penulis Surat Ibrani menjelaskan bahwa Yesus adalah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Di dalam metode ini, peneliti mengumpulkan sebanyak-banyaknya teori dan informasi dari bahan kepustakaan menyangkut topik penelitian. Kemudian hasil penelitian ini akan diuraikan secara deskriptif dan sistematis. Penelitian ini menemukan bahwa Melkisedek adalah sebuah definisi, ungkapan idiomatik dan gelar atau sebutan raja. Pengertian dari frasa “menurut peraturan Melkisedek” adalah menjadi seorang imam adalah sama seperti Melkisedek menjadi seorang imam dengan kualifikasi atau syarat yaitu: bukan karena adanya peraturan-peraturan manusia; bukan karena manusia yang menentukan; bukan karena keturunan dari suatu suku; dan ditetapkan oleh Roh Allah Yang Kekal. Dan tujuan penulis Surat Ibrani, di dalam Ibrani 7 adalah ingin mengungkapkan fakta bahwa keimaman telah beralih kepada Yesus Kristus, keimaman Yesus yang Universal&nbsp; dan kekal.</p> Samuel Lengkong Copyright (c) 2024 SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 16 2 177 188 10.47154/sjtpk.v16i2.232 PENTINGNYA MEMAHAMI KITAB WAHYU DALAM KEHIDUPAN JEMAAT https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/article/view/229 <p>The book of Revelation is a book that is classified as difficult to interpret because it contains various symbols that are not easy to understand, to be able to understand and understand the purpose of this letter, this article is written with a literary approach to describe a number of things including methods and ways of interpreting the book of Revelation so that the meaning contained in it is easy to capture and understand. Based on the results of the author's research, the book of Revelation has a number of benefits for the church today, especially in the midst of situations and conditions that are faced with a number of challenges and problems, the book of Revelation is present to provide strength and comfort as well as provide firmness of faith to the congregation that God in Jesus Christ has power that cannot be defeated by any power so that faith in Jesus will enable us to go through every difficulty of life and will enjoy the crown of life later with God in Heaven.</p> Yulianus Toding Copyright (c) 2024 SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 16 2 212 224 10.47154/sjtpk.v16i2.229 Kehadiran Perempuan bagi Anak https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/article/view/215 <p>Perempuan adalah figur yang berperan positif dalam kehidupan ini. Kaum perempuan menjadi bagian yang menolak terjadinya penindasan dan ketidakadilan yang berimplikasi pada kekuasaan destruktif. Kekuasaan semacam itu dapat mengakibatkan yang lain menjadi korban. Dalam teks Keluaran 1:8–2:10, terdapat kekuasaan yang mengatur anak laki-laki Ibrani supaya tidak memperoleh hak untuk hidup, tetapi ada peran para perempuan yang menolak aturan itu. Tulisan ini bertujuan untuk menafsir teks itu dan menganalisis kekuasaan itu sekaligus menunjukkan kepedulian perempuan terhadap Musa sebagai anak. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi hermeneutik feminis. Penelitian ini menghasilkan pemahaman tentang peran para perempuan yang hadir dalam menyelamatkan anak-anak, yang dimulai dari bidan-bidan, kemudian Yokhebed, Miryam, putri Firaun bersama dayang-dayangnya yang menyelamatkan dan membesarkan Musa. Tuhan memakai para perempuan itu untuk membuat Musa menjadi seorang pemimpin dan pembebas bagi Israel, sekaligus menjadi bagian dari sejarah penyelamatan dunia. Dalam hal ini, ada kejelasan bahwa peran perempuan memiliki signifikansi dalam kehidupan di dunia kehidupan.</p> Otniel Aurelius Nole Copyright (c) 2024 SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 16 2 162 170 10.47154/sjtpk.v16i2.215 KARYA ROH KUDUS DALAM MELUASKAN AREA PELAYANAN BAGI PELAYAN GEREJA https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/article/view/242 Yohanes Telaumbanua Suhadi Copyright (c) 2024 SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-31 2023-12-31 16 2 171 176 10.47154/sjtpk.v16i2.242 Generasi Alpha: Sebuah Pola Pendekatan Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Melakukan Pendidikan Karakter, Moral dan Kerohanian Peserta Didik https://ejournal.stte.ac.id/index.php/scripta/article/view/248 <p><em>The alpha generation is a generation born surrounded by technological progress. It will have a very bad and negative impact if it is not balanced with children's character and spiritual education from an early age, because it will have an impact on the child's individual growth as well as motoric and emotional growth that is not optimal. Children's character and spiritual education must start from the family and be carried out by parents. This research uses a literature study method by utilizing various kinds of literature related to the research theme. The aim of this research is to provide a pattern that parents can use in carrying out character and spiritual education in alpha generation children. The results of this research are that character and spiritual education patterns can be carried out by cultivating character and spirituality, providing mentoring, and habituation. The conclusion of this research is the importance of a pattern of approach in carrying out character and spiritual education for children in the alpha generation, a generation that is familiar with the world of technology and its consequences.</em></p> Sugeng Prayitno Ferdinan Pasaribu Copyright (c) 2023 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ 2023-12-31 2023-12-31 16 2 225 237