Eksistensi Allah Dalam Kisah Pembangunan Menara Babel Berdasarkan Kejadian 11:1-9
DOI:
https://doi.org/10.47154/sjtpk.v17i1.240Keywords:
God, existence, man, Babylon, GenesisAbstract
Kisah pembangunan menara Babel diawali dengan bahasa dan logat yang sama. Namun, motif yang salah terhadap pembangunan itu membuat Allah harus turun, mengacaubalaukan bahasa dan menyerakkan mereka ke seluruh bumi. Akan tetapi, turunnya Allah menimbulkan pertanyaan mengenai keberadaan Allah selama proses pembangunan menara tersebut. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mencari tahu keberadaan Allah pada saat pembangunan menara tersebut, dan apa tujuan Allah harus menunjukkan eksistensiNya secara langsung. Metode yang dipilih adalah melakukan kajian eksposisi terhadap Kejadian 11:1-9 melalui pendekatan analisis genre narasi. Maka ditemukan bahwa sejak awal Allah telah mengamati pekerjaan sekumpulan orang tersebut. Turunnya Allah untuk melihat pekerjaan dari kumpulan orang-orang tersebut menunjukkan dua aspek eksistensi dan keilahian Allah di tengah-tengah ciptaanNya. Pertama, Allah dengan kedaulatan-Nya menunjukkan kedudukan Allah sebagai pemegang otoritas di atas segala ciptaan-Nya di muka bumi ini yang dibuktikan dengan peran Allah dalam mengacaubalaukan segala pekerjaan pembangunan menara tersebut. Kedua, Allah dengan anugerah-Nya menunjukkan sifat Allah yang memiliki kemurahan, kasih karunia, anugerah yang selalu diberikan kepada umat ciptaanNya dengan dibuktikan melalui penyerakan orang-orang tersebut ke segala penjuru bumi tanpa memusnahkan populasi manusia seperti pada peristiwa air bah, supaya perintah Allah untuk memenuhi bumi dapat dilakukan oleh umat ciptaan-Nya.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2024 03 Desember 2024
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
SCRIPTURA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.