KRISTUS YANG SUCI (Usaha Rancang Bangun Kristologi Bagi Keyakinan Leluhur Batak/Parmalim)
DOI:
https://doi.org/10.47154/scripta.v2i2.26Keywords:
Kristus, Suci, Rancang, Bangun, ParmalimAbstract
Yesus Kristus adalah Tuhan dan penyelamat, sebuah credo yang paling tua dalam sejarah Kristologi. Masyarakat Eropa sangat memahami credo ini, memang proses lahir dan berkembangnya pengakuan ini menjadi satu doktrin telah melewati perjalanan perdebatan panjang. Credo ini dibawa orang Kristen Eropa ke berbagai negera ke mana mereka pergi. Ternyata respon yang muncul sangar beragam, kendati kalimat credo ini masih tetap dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, namun usaha untuk membangun keyakinan yang sama dengan tempat di mana credo ini dimunculkan, tidak segampang menjelaskan arti kalimatnya secara etimologi dan terminologi. Untuk membangun pemahaman mengenai Kristus dengan segala predikatnya, memerlukan usaha yang harus memahami cultur masyarakat itu. Jika tidak maka pemahaman terhadap Yesus Kristus akan memiliki rumusan yang berbeda-beda. Usaha menjelaskan Kritus dengan berbagai identitas dan predikatnya akan mengalami kesulitan jika hanya memaksakan pengertian yang terkandung di dalamnya. Ternyata setiap masyarakat di dunia ini memiliki kerangka berpikir yang dapat memudahkan orang memahami konsep Kristus. Demikian dengan masyarakat Asia pada umumnya, yang kita pahami sangat religius, bagi masyarakat Asia sesungguhnya tidak asing dengan cerita dewa yang menjelma, dewa yang melakukan berbagai perbuatan sakti, dewa yang menuntut para pengikutnya untuk taat dan setia.
Jesus Christ is God and savior, the oldest credo in the history of Christology. European society really understands this credo, indeed the process of birth and development of this recognition into a doctrine has gone through a long debate. This creed was brought by European Christians to various countries where they went. It turns out that the responses that emerge are fierce, although this credo sentence can still be translated into various languages, but efforts to build the same belief in the place where the credo is raised, it is not easy to explain the meaning of the sentence etymologically and terminologically. To build an understanding of Christ with all its predicates, it requires effort that must understand the culture of the community. If not, then understanding of Jesus Christ will have a different formula. Efforts to explain Christ with its various identities and predicates will experience difficulties if they only force the understanding contained therein. It turns out that every society in the world has a frame of mind that can make it easier for people to understand the concept of Christ. Likewise with Asian society in general, which we understand to be very religious, for Asian people are actually no strangers to stories of incarnate gods, deities who perform various acts of magic, deities who demanded their followers to be obedient and loyal.
References
_____________
, Alkitab, Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 1987
Douglas J.,
Teologia Kristen Asia, Jakarta : BPK Gunung Mulia
Internet
Adiprasteya Joas, Kristologi Kontekstual, www.Teoblogi
Bart Larson Josh McDowell &, diakses dari materi Jesus: A Biblical Defense for His Deity
Chambers Oswald, Melihat Dari Dekat Hati Allah Sebagai Bapa, Batam : Gospel Press,Elwood,
Hutahaean Gayus, Pengajaran Parmalim, www.parmalim.com diakses tgl 2 maret 2011
Gultom Ibrahim, pakar antropologi Unimed Medan, “Parmalim Hidup Dalam
Kepasrahan. www.ritual parmalim.com
Naipospos Wilhan, “ajaran parmalim” waspada online
NaipospoMarnangkok s, “kami bukan ajaran sesat”, www.parmalim.com
Naipospos, “Pelembagaan ugamo malim” www.parmalim.com
Sugitharajah R.S.,, Wajah Yesus Di Asia, Jakarta : BPK Gunung Mulia
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2016 28-11-2016
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
SCRIPTURA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.