Signifikansi Pendidikan Moral dan Spiritual Kristen Bagi Anak Remaja Usia 12-17
DOI:
https://doi.org/10.47154/scripta.v4i2.38Keywords:
Signifikansi, Pendidikan, Moral, Spiritual, Kristen, Remaja 12-17Abstract
Proses perkembangan masa remaja dalam menemukan jati dirinya sangat bergantung pada beberapa unsur yakni orang tua, gereja, sekolah dan lingkungan sosial. Dalam hal ini orang tua secara khusus memegang peranan penting, dimana Allah sendiri yang telah memberi tanggung jawab kepada orang tua untuk mengasihi, melindungi, mendidik, dan mendisiplin anak-anak mereka. Orang tua merupakan faktor terpenting dalam pembentukan kepribadian anak remaja. Pendidikan spiritual kristen merupakan kebutuhan yang mendasar, yang harus diterapkan dalam kehidupan anak remaja. Pendidikan ’spiritual’ bersifat kejiwaan (rohani, batin), yang juga dipahami sebagai spirit yakni sumber kekuatan, semangat hidup untuk bertumbuh, dan berkembang dalam semua bidang kehidupan di dunia ini, baik secara pribadi maupun bersama orang lain, yang kita peroleh di dalam perjumpaan dengan Allah, sesama dan diri sendiri. Pendidikan spiritual kristen anak remaja merupakan tugas utama orang tua, sebagaimana Allah sendiri menghendaki kedua orang tua membimbing anak mereka untuk mengenal dan takut akan Allah. Pendidikan spiritual kristen akan membantu anak remaja berpartisipasi dalam imannya, agar mereka menjadi orang Kristen yang dewasa. Kegiatan belajar biasanya sangat individual, dan memberi perhatian besar terhadap pengarahan rohani, membimbing individu memasuki bentuk kedewasaan yang lebih kompleks.
The process of development in adolescence in finding one's true identity is very dependent on several elements namely parents, church, school and social environment. In this case parents specifically play an important role, where God himself has given responsibility to parents to love, protect, educate, and discipline their children. Parents are the most important factor in shaping the personality of teenagers. Christian spiritual education is a basic need, which must be applied in the lives of teenagers. 'Spiritual' education is spiritual (spiritual, mental), which is also understood as spirit which is a source of strength, a spirit of life to grow, and develop in all areas of life in this world, both personally and with others, which we get in encounter with God, others and yourself. Christian spiritual education of teenagers is the main task of parents, as God himself wants both parents to guide their children to know and fear God. Christian spiritual education will help teenagers participate in their faith, so that they become mature Christians. Learning activities are usually very individual, and pay great attention to spiritual direction, guiding individuals into more complex forms of maturity.
References
Buku
A.Pattinama Yenny,
Pedoman Pelayanan Remaja (Diktat), Tanjung Enim: STTE,
B. Allender Dan Hati,
Yang Luka Kemenagan Atas Derita pelecehan Seksual, (Jakarta:BPK Gunung Mulia
Banawiratma JB,
Pelayan Spiritualitas Dan Pelayanan, Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen IKPI
Elisabeth Eiodia
Coverstory: Tuhan Mengasishiku.”, Majalah BAHANA
D. Gunarsa Singgih,
Psikologi Untuk Keluarga, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Dobson James,
Masalah Membesarkan Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Draver James,
Kamus Psikologi, Jakarta: Bina Aksara,
Dyck Anni,
Tantangan Dan Kebutuhan Remaja, Batu Malang: Departemen Pembinaan Anak Dan Pemuda/YPPII,
Fields Doug,
tt Apakah Kaum Muda Dan Remaja Gereja Memiliki Tujuan, Malang: Gandum Mas.
Go Setiawani Mary,
Menerobos Dunia Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Herlianto,
Aids dan Perilaku Seksual, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Kasan Tholib,
Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta Timur
L. Thompson Marjorie,
Keluarga Sebagai Pusat Pembentukan, Jakarta: BPK. Gunung Mulia
La Haye Beverly,
Memahami Temperamen Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
La Haye Beverly,
Memahami Temperamen Anak Anda, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Lawrence Bill,
Menggembalakan Dengan Hati, Yogyakarta: PBMR Andi
M. Narramore Clyde,
Menolong Anak Anda Bertumbuh Dalam Iman, Bandung, Kalam Hidup
Mulia Hutabarat Tonny,
Kekerasan Seksual tidak Dibenarkan, Majalah BAHANA
Norman Wraight H,
Konseling Krisis-Membantu Orang Dalam Krisis Dan Stres, Malang-Jawa Timur: Gandum Mas
Porter R.J,
Katekisasi Masa Kini, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih
R. Dunn Richard,
Membentuk Kerohanian Anak Muda, Malang: Literatur Perkantas
Sanders Bil,
Dari Remaja Untuk Orang Tua, Bandung: Yayasan Kalam Hidu Sidjabad BS,
Membangun Pribadi Unggul, Yogyakarta: ANDI,
Sorotan,
Berita Siang TV One (Senin, 12 Sepetember, pukul 12: 30 Wib)
Suyanto & Sri Sanituti Hariadi,
Bagong Krisis & Child Abuse, Surabaya: Airlangga University Press
Stanley Heath W,
Teologi Pendidikan, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Internet
- File:///F:/Fakta faktaMengejutkanKasusYuyunyangBikinKitaTakTegaMendengarnyaIDNtimes.com.htm, Online, 15 Agustus 2016
- Http://korananakindonesia.wordpress.com/2009/12/05perlunya-etiket-dalam- pergaulan-remaja-masa-kini/, Online, 15 Agustus 20016
- www.aidsindonesia.or.id, Online, 17 Agustus 20016
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2017 28-11-2019
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
SCRIPTURA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.